Jumat, 05 Agustus 2016

furnituretitikdua kontruksi, desain interior, dan furniture

Furnituretitikdua didirikan pada tahun 2008, dan saat ini telah memperluas jaringan usaha, mengamankan reputasi yang berkembang dibidang Furniture dan Interior.
Produk kami berpatokan pada seni, desain, kebutuhan pasar, gaya hidup dan trend.
Pelayanan menjadi sangat penting dan kami berusaha secara cepat dan efisien untuk segera menghadirkan kebutuhan konsumen sesuai permintaan, juga dengan pelayanan garansi untuk kepuasan konsumen yang lebih.
Furnituretitikdua menghadirkan produk dengan material kayu pilihan dan ramah lingkungan serta finishing yang maksimal, sehingga memberi perlindungan maksimal pada produk kami.
Workshop kami berada di atas tanah 400 meter persegi, dan didukung dengan peralatan mesin yang sangat memadai serta tenaga kerja yang trampil dibidangnya juga tenaga desainer yang selalu update, kami berkomitmen untuk membantu memberikan solusi penyediaan furniture sekolah, furniture rumah, furniture kantor, dan furniture bisnis dengan standart kualitas yang tinggi, serta dirancang untuk kenyamanan maksimal
Dengan badan usaha yang legal bernama CV. Green Product Indonesia, Kami semakin siap dan percaya diri untuk memiliki bisnis yang lebih dengan setiap konsumen.

Depok, 17 Agustus 2008

Derry Hermanto
Business Owner

Jumat, 30 Oktober 2015

Contoh Proposal Pembangunan Musholla



PANITIA PEMBANGUNAN
MUSHOLLA DARUL IMAN
Jl. Bakti ABRI Gg. Saud Rt. 04/10 Kel. Sukamaju Baru Kec. Tapos Kota Depok  16455

Nomor             : 001/PM-DI/XI/2015
Lampiran         : 1 (Satu) Bundel
Perihal             : Permohonan bantuan dana pembangunan Musholla

Kepada yang kami hormati,
Bapak/ Ibu …………………………
di tempat.  

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
            Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih Maha Penyanyang. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah atas suriteladan hidup kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan para penerus sunnahnya yang istiqomah hingga yaumil akhir.
            Selanjutnya dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT. dengan memberikan fasilitas rumah ibadah yang memadai dan layak, maka dengan ini kami mengajukan permohonan bantuan dana untuk pembangunan Musholla Darul Iman yang berlokasi di Jl. Bakti ABRI Gg. Saud Rt 04/10 Kel. Sukamaju Baru Kec. Tapos Kota Depok.
            Adapun dana yang dibutuhkan sebesar Rp.60.000.000,- (Enampuluh Juta Rupiah) meliputi : Kusen jendela dan pintu alumunium, pengecoran dan pemasangan baja ringan dibagian teras Musholla, serta pembuatan tempat wudhu wanita di sisi kanan Musholla.
            Kami sangat mengharapkan bantuan Bapak/ Ibu untuk mewujudkan rencana tersebut diatas.
            Demikian surat permohonan ini kami sampaikan. Semoga Allah SWT mengganti kebaikan Bapak/ Ibu dengan kebaikan yang lebih baik lagi. Aamiin yaa Robbal’alamin
wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Panitia Pembangunan Musholla Darul Iman,

          Ketua                                                 Sekretaris                                                 Bendahara

   Deri Hermanto                                            Warno                                                         Didik

Mengetahui,
                      Ketua RT 04/10                                                                   Ketua RW 10                                                                                                                 
                        Poniran                                                                Dadang Suratman              
PROPOSAL PEMBANGUNAN
MUSHOLLA DARUL IMAN
Kel. Sukamaju Baru, Kec. Tapos, Kota Depok 16455 Telp.081808853303 / 081218314664

A.    LATAR BELAKANG

Qur’an Surah Al-Baqarah : 261

Artinya “Perumpamaan orang yang menginfaqkan hartanya dijalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.”

Qur’an Surah At-Taubah : 18

Artinya “Sesungguhnya yang memakurkan Masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan sholat, memunaikan zakat dan tidak takut (kepada apapun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Sabda Rasulullah Shalallahu’alaihi Wa Salam :

Artinya “Berkata anak Adam : hartaku…, hartaku… dan tidak ada harta yang engkau miliki kecuali apa yang engkau makan, maka engkau telah melenyapkannya, atau engkau sedekahkan maka engkau telah menyempurnakannya.” Hadist riwayat At-Tirmidzi dan An-Nasa’i

 Sabda Rasulullah Shalallahu’alaihi Wa Salam :

Artinya “Jenazah seseorang akan diantar oleh tiga (kekuburnya), kemudian yang dua pulang dan tinggal bersamanya yang satu: ia diantar oleh keluarganya, hartanya, dan amal perbuatannya, maka pulanglah keluarganya dan hartanya dan menetap bersamanya amal perbuatannya.” Hadist riwayat Muslim, At-Tirmidzi, dan An-Nasa’i


B.      MAKSUD DAN TUJUAN
1.      Maksud
Adapun maksud diadakannya pembangunan ini yaitu sebagai wujud rasa ingin mendekatkan diri kepada Allah Subhanahuwata’ala dan bukti cinta kepada Nabi Muhammad Saw sebagai suriteladan kabahagiaan dunia dan akhirat.

2.       Tujuan
Adapun tujuan diselenggarakan pembangunan ini :
1)      Memberikan fasilitas Ibadah (Musholla) yang memadai dan layak bagi warga muslim Rt 04/10
2)      Menambah motivasi warga untuk memakmurkan Musholla


C.      TEMA PEMBANGUNAN
“Dengan momentum pembangunan Musholla Darul Iman kita tingkatkan rasa memiliki dan mencintai Musholla Darul Iman sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. dan meneladani Rasulullah SAW. dengan menjaga sholat wajib berjama’ah.”


D.     JENIS KEGIATAN
Pembangunan renovasi kusen jendela dan pintu yang sudah kropos, pengecoran teras Musholla yang bocor, pemasangan baja ringan halaman Mushollah untuk lebih memperluas daya tampung Musholla, dan pembuatan tempat wudhu wanita. 


E.      TEMPAT
Tempat                        : Musholla Darul Iman RT 04/10 Gg.Saut Sukamaju Baru Tapos Depok


F.      SUMBER DANA
1.      Swadaya masyarakat setempat
2.      Subangan pihak lain atau lembaga


G.      SUSUNAN KEPANITIAAN
Penanggung Jawab       : Para sesepuh dan tokoh muslim RT 04/10
Ketua Panitia               : Deri Hermanto
Sekretaris                     : Bpk. Warno
Bendahara                   : Bpk. Didik

Seksi-seksi :
1.      Penggalangan Dana                        : Bpk. Didik
  Bpk. Rudi
  Bpk. H. Beni
  Bpk. Endang
  Bpk. Misin
  Bpk. Ust. Amrul Nurdin

2.      Hubungan Masyarakat       : Bpk. Bedun
              Bpk. Baco/ Enung
               Bpk. Heri Biton
               Bpk. Emung
               Bpk. Apat
               Bpk. Jeni


H.      PHOTO BANGUNAN
(Terlampir)


I.        ANGGARAN BIAYA
Sumber dana :
1.      Partisipasi warga                : Rp.100.000,- / KK
2.      Donatur                             : Instansi & Warga yang diberi kelebihan harta 

Total biaya yang dibutuhkan  : Rp.60.000.000,-
Meliputi :
1.      Renovasi kusen dan pintu Musholla (Alumunium)           : Rp.21.276.000,-
2.      Pengecoran teras Musholla                                              : Rp.20.000.000,-
3.      Pemasangan bajaringan (canopy)                                      : Rp.12.000.000,-       
4.      Pembuatan tempat wudhu wanita                                                : Rp. 5.000.000,-
5.      Lain-lain (Biaya tidak terduga)                                         : Rp. 1.724.000,-

Total                            : Rp.60.000.000,-

J.       PENUTUP
Demikianlah proposal ini kami buat. Dukungan serta partisipasi bapak/ibu sekalian sangat kami harapkan. Semoga pembangunan ini bisa terlaksana sebagaimana yang telah direncanakan. Atas perhatian serta bantuan Bapak dan Ibu kami ucapkan Jazakumullahu khoiran katsiran. Semoga Allah Swt. Mengganti kebaikan Bapak dan Ibu dengan kebaikan yang lebih baik lagi.





K.      PENGESAHAN
                
        Ketua Panitia,                           Sekretaris Panitia,                           Bendahara,



     ( Deri Hermanto )                              (Warno)                                     ( Didik )


Mengetahui,



(Bpk. Poniran)                                           (Bpk. Dadang)
                             Ketua RT 04/10                                                                 Ketua RW 10    furnituretitikdua.com

Kamis, 29 Oktober 2015

Desain, Bangku dan Meja, Sekolah Dasar

furnituretitikdua.comKONSEP DESAIN BANGKU DAN KURSI SEKOLAH DASAR
DI SURABAYA
Martadi
Jurusan Seni Rupa, Universitas Negeri Surabaya
Email: mrtadi@yahoo.com
ABSTRAK
Kajian ini bertujuan menjelaskan secara menyeluruh konsep pemikiran yang mendasari perancangan
bangku dan kursi sekolah dasar khususnya di Surabaya dan merumuskan alternatif konsep perancangan bangku
dan kursi sekolah dasar yang ideal. Hasil kajian memperlihatkan bahwa konsep perancangan bangku dan kursi
sekolah dasar sangat dipengaruhi oleh tiga persoalan pendidikan yaitu pembelajaran yang cenderung berpola
teacher-centered, besarnya jumlah siswa per kelas, dan kemampuan finansial sekolah. Ketiga persoalan tersebut
berdampak terhadap konsep desain bangku dan kursi yang cenderung konvensional dengan pola ancangan ruang
kelas tradisional. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam proses perancangan desain bangku dan kursi
sekolah dasar, berkaitan dengan lingkungan alam dan sosial budaya, estetis, ekonomi, fungsi maupun teknik.
Faktor-faktor tersebut secara signifikan berpengaruh terhadap unsur visual bangku dan kursi, terlihat dari aspek
material, konstruksi, ukuran, bentuk, dan warna.
Kata kunci: desain, bangku dan kursi, sekolah dasar.
ABSTRACT
This study is meant to explain thoroughly the underlying concept of desk and chair design for elementary
schools in Surabaya, and to propose an alternative design concept which may be ideal for elementary school
pupils. This study finds out that the design concept of desks and chairs for elementary school is very much
affected by three educational matters, namely: the learning pattern that tends to be teacher-centered, too many
pupils per classroom, and the school’s financial capabilities. These three matters have given impacts on the
design concept of desks and chairs which tends to be conventional with such a traditionally-patterned classroom
arrangement. The factors being considered during the process of designing the desks and chairs for elementary
schools are closely related with their natural and social-cultural environments, aesthetics, economy, function,
and techniques. Those factors have significant impacts on the visual elements of those desks and chairs which
can clearly be seen from their materials, constructions, measurements, shapes, and colors.
Keywords: design, desks and chairs, elementary schools
PENDAHULUAN
Pembaharuan sistem pendidikan nasional memerlukan
perubahan berbagai komponen untuk memenuhi
tuntutan proses pendidikan yang efektif dan
efisien. Dalam hal ini, sarana pendidikan merupakan
salah satu komponen penting dalam perbaikan sistem
pendidikan nasional. Pentingnya sarana dalam peningkatan
kualitas pendidikan tersebut, banyak ditunjukkan
oleh beberapa penelitian seperti studi Suryadi
(1993), Fuller (1987) menemukan bahwa alat dan
sarana belajar memiliki efek positif terhadap prestasi
belajar, semakin baik alat dan sarana pengajaran,
semakin tinggi pula prestasi belajar murid. Secara
lebih spesifik, studi yang dilakukan oleh Indra (1989),
menunjukkan bahwa perabot memiliki peranan yang
erat kaitannya dengan perkembangan fisik, psikoemosional,
dan sosial anak.
Berdasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), tujuan pendidikan dasar adalah memberikan
bekal kemampuan dasar ‘Baca-Tulis-Hitung’, pengetahuan
dan ketrampilan dasar yang bermanfaat bagi
siswa sesuai dengan tingkat perkembanganya, serta
mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan
di SLTP. KTSP merupakan penyempurnaan kurikulum
2004, di antaranya mengalihkan beban materi
ajar ke arah penguasaan konsep dan menekankan
proses belajar yang berorientasi student-centered
dengan pola belajar siswa aktif atau active learning.
72
Martadi, Konsep Desain Bangku Dan Kursi Sekolah Dasar
Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=INT
73
Pola belajar siswa aktif menuntut ancangan ruang
kelas terbuka, yang memiliki mobilitas dan fleksibilitas
sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Di
samping itu, kelas hendaknya menjadi tempat yang
menyenangkan dan merangsang siswa untuk belajar
(Utami, 1999). Berdasar pengamatan pola pembelajaran
yang ada di SD saat ini masih cenderung
berorientasi teacher-centered, dengan ancangan ruang
kelas tradisional yang kurang memberikan kesempatan
kepada anak untuk terlibat secara aktif.
Perkembangan fisik anak usia sekolah (5-12
tahun) sangat pesat. Bangku dan kursi sekolah di
desain untuk pemakai, artinya apabila fisik anak
tumbuh dan berkembang sesuai dengan bertambahnya
usia, tentu ukuran bangku dan kursinya harus
menyesuaikan. Namun, dalam kenyataan bangku dan
kursi sekolah dasar dari kelas I sampai dengan kelas
VI cenderung memiliki ukuran yang sama. Kondisi
ini, akan berakibat terganggunya pertumbuhan fisik
anak, dan mengurangi daya konsentrasi selama
pembelajaran berlangsung, yang diakibatkan ketidaknyamanan
selama duduk.
Berdasarkan latar belakang tersebut, kajian ini
mencoba menjelaskan secara menyeluruh konsep
pemikiran yang mendasari perancangan bangku dan
kursi sekolah dasar khususnya di Surabaya dan
merumuskan alternatif konsep perancangan bangku
dan kursi sekolah dasar yang ideal.
Kajian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan
kualitatif dan kuantitatif, yang dalam istilah Burgess
(1999) disebut strategi penelitian ganda yaitu penggunaan
metode yang beragam dalam memecahkan
suatu masalah penelitian. Pola penggabungan kedua
pendekatan dalam penelitian ini adalah pemakaian
hasil-hasil kualitatif untuk menjelaskan temuantemuan
penelitian berupa data kuantitatif.
Kajian ini mengambil kasus di Surabaya yang
meliputi 5 wilayah kecamatan, yaitu Keputih,
Benowo, Gayungan, Krembangan, dan Gubeng.
Populasi dipilih 15 sekolah dengan pertimbangan
letak geografis, status sekolah, dan tingkat kemajuan
sekolah.
Sumber data berupa bangku dan kursi sebagai
sumber data utama, sumber lisan dari informan, serta
dokumentasi tertulis dan foto. Data dikumpulkan
dengan metode pengamatan, wawancara, angket dan
studi dokumen. Untuk menjamin keterpercayaan data
digunakan trianggulasi data dan trianggulasi metode.
Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara
deskriptif kualitatif menggunakan analisis interaktif,
yang meliputi langkah-langkah: reduksi data, sajian
data, dan penarikan kesimpulan.
KONSEP DESAIN BANGKU DAN KURSI
Desain merupakan bentuk rumusan dari suatu
proses pemikiran, dan merupakan wujud dari sebuah
konsep seorang perancang. Pengertian konsep
menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah ide
atau pengertian yang diabstraksikan dari peristiwa
konkrit. Sementara itu menurut Oxford Dictionary of
Current English (1987) Concept is idea undelying a
class of things. Dari dua pengertian di atas dapat
dijelaskan bahwa konsep itu merupakan ide dasar dari
sebuah pemikiran, sehingga masih bersifat abstrak dan
tidak dapat dilihat secara fisik, namun hanya dapat
dirasakan keberadaannya. Konsep desain dapat
diartikan sebagai ide dasar dari suatu pemikiran yang
melandasi proses perancangan sebuah desain.
Galt Furniture (1999) mengemukakan 6 konsep
perancangan desain bangku dan kursi, yaitu a) folding,
b) stacking, c) portable, d) knock down, e) adjustable,
dan f) combination. Berikut ini dipaparkan 6 konsep
tersebut.
a Folding yaitu suatu konsep desain bangku dan kursi yang
dapat dilipat. Konsep ini lebih menekankan kepada upaya
untuk meningkatkan efesiensi dalam hal pengangkutan
atau penyimpanannya.
(Sumber: Galt Furniture, 1999)
DIMENSI INTERIOR, VOL.4, NO.2, DESEMBER 2006: 72-79
Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=INT
74
a. Stacking, yaitu konsep desain bangku dan kursi yang dapat
ditumpuk. Seperti pada konsep folding konsep ini
berupaya memudahkan dan menghemat ruang dalam hal
penyimpanannya.
(Sumber: Mein Eibe Katalog)
b. Portable, yaitu konsep desain bangku dan kursi yang
menekankan kemudahan untuk dipindahkan atau mobilitas
produk tersebut. Desain dengan konsep ini biasanya cukup
ringan atau diberi roda pada bagian dasarnya sehingga
mudah dipindahkan.
(Sumber: Galt Furniture, 1999)
c. Knock down yaitu suatu konsep desain bangku dan kursi
yang dapat dibongkar-pasang. Konsep desain ini biasanya
berupa komponen-komponen secara terpisah yang bisa
dibongkar pasang secara mudah dan cepat. Konsep ini
lebih menekankan pertimbangan efesiensi untuk
penyimpanan maupun pengangkutan.
(Sumber: Galt Furniture, 1999)
d. Adjustable yaitu suatu konsep desain bangku dan kursi
yang dapat disetel atau disesuaikan dengan kebutuhan
pemakai. Konsep ini banyak diterapkan pada kursi kantor
yang bisa diatur sedemikian rupa, untuk mendapat posisi
duduk yang nyaman sesuai aktivitas yang dilakukan.
(Sumber: Mein Eibe Katalog)
Martadi, Konsep Desain Bangku Dan Kursi Sekolah Dasar
Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=INT
75
ERGONOMI DAN ANTHROPOMETRI
DALAM PERANCANGAN BANGKU DAN
KURSI
Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses
rancang bangun fasilitas kerja adalah merupakan suatu
faktor penting dalam menunjang peningkatan pelayanan
jasa produksi. Terutama dalam hal perancangan
ruang dan fasilitasnya.
Perlunya memperhatikan faktor ergonomi dalam
proses rancang bangun fasilitas sekolah sekarang ini
merupakan sesuatu yang tidak dapat ditunda lagi. Hal
tersebut tidak akan terlepas dari pembahasan mengenai
ukuran anthropometri tubuh maupun penerapan
data-data anthropometrinya.
Anthropometri menurut Stevenson (1989) dan
Nurmianto (1991) adalah kumpulan data numerik
yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh
manusia, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari
data tersebut untuk penanganan masalah desain. Lebih
lanjut Stevenson (1989) dan Nurmianto (1991),
menjelaskan bahwa perbedaan data anthropometri
suatu populasi dengan populasi lain sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain: keacakan
atau random, jenis kelamin, suku bangsa, usia, jenis
pekerjaaan, pakaian, faktor kehamilan, dan cacat
tubuh secara fisik.
Anthropometri ialah persyaratan agar dicapai
rancangan yang layak dan berkaitan dengan dimensi
tubuh manusia, yang meliputi:
a. Keadaan, frekuensi dan kesulitan dari tugas
pekerjaan berkaitan dengan operasional dari
peralatan.
b. Sikap badan selama tugas-tugas berlangsung
c. Syarat-syarat untuk kemudahan bergerak yang
ditimbulkan oleh tugas-tugas tersebut.
d. Penambahan dalam dimensi-dimensi kritis dari
desain yang ditimbulkan akibat kebutuhan untuk
mengatasi rintangan, keamanan dan lainnya.
Penerapan data anthropometri ini akan dilakukan
jika tersedia nilai mean (rata-rata) SD (standard
deviasi)-nya dari suatu distribusi normal. Adapun
distribusi normal ditandai dengan adanya nilai mean
(rata-rata) dan SD (standard deviasi). Sedangkan
percentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa
persentase tertentu dari sekelompok orang yang
dimensinya sama dengan atau lebih rendah dari nilai
tersebut. Misalnya: 95% populasi adalah sama dengan
atau lebih rendah dari 95 percentil; 5% dari populasi
berada sama dengan atau lebih rendah dari 5 percentil.
Besarnya nilai percentil dapat ditentukan dari tabel
probabilitas distribusi normal.
Pokok bahasan anthropometri menjelaskan
bahwa, 95 percentil menunjukkan tubuh berukuran
besar, sedangkan 5 percentil menunjukkan tubuh
berukuran kecil. Jika diinginkan dimensi untuk
mengakomodasi 95% populasi maka 2,5 dan 97,5
percentil adalah batas rentang yang dapat dipakai
(lihat gambar 1 dan 2).
Gambar 1. Distribusi Normal dan Perhitungan Percenti (sumber:
Stevenson 1989; Nurmianto, 1991)
f. Combination (modular) yaitu suatu konsep desain bangku
dan kursi yang terdiri dari modul-modul (bagian-bagian)
yang bisa dirangkai atau disusun sesuai dengan kebutuhan
pemakai.
(Sumber: Galt Furniture, 1999)
DIMENSI INTERIOR, VOL.4, NO.2, DESEMBER 2006: 72-79
Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=INT
76
Gambar 2. Anthropometri Tubuh Manusia yang Diukur
Dimensinya (Sumber: Stevenson 1989; Nurmianto, 1991)
Sebelum membahas lebih jauh mengenai
penggunaan data anthropometri ini, maka sering
dikenal istilah “The Fallacy of the Average Man or
Average Woman” yaitu istilah untuk mengatakan
bahwa merupakan suatu kesalahan dalam perancangan
suatu tempat kerja ataupun produk jika
berdasar pada dimensi hipotesis yang menganggap
bahwa semua dimensi adalah rata-rata. Walaupun
hanya dalam penggunaan satu dimensi saja, seperti
misalnya jangkauan ke depan (forward reach), maka
penggunaan rata-rata (50 percentil) dalam penyesuaian
pemasangan suatu alat kontrol akan menghasilkan
50 % populasi akan tidak mampu menjangkauanya.
Selain dari itu, jika seseorang mempunyai
dimensi pada rata-rata populasi, katakanlah tinggi
badan, maka belum tentu, bahwa dia berada pada ratarata
populasi untuk dimensi lainnya.
Linda Cain Ruth dalam bukunya Design Standards
for Children’s Environment (1999) membahas
secara lebih spesifik data anthropometri anak usia
sekolah (5-12 tahun) sebagai acuan perancangan
sarana yang untuk anak-anak. Lebih lanjut Ruth
(1999) menjelaskan penggunaan data anthropometri
untuk menentukan dimensi standar dalam merancang
bangku dan kursi untuk anak-anak usia sekolah dasar
(5-12 tahun), seperti dipaparkan pada tabel 1.
PENDEKATAN DALAM PERANCANGAN
KURSI
Duduk memerlukan lebih sedikit tenaga dari pada
berdiri, karena hal itu dapat mengurangi banyaknya
beban otot statis pada kaki. Seseorang yang bekerja
sambil duduk memerlukan sedikit istirahat dan secara
potensial lebih produktif. Namun sikap duduk yang
keliru akan merupakan penyebab adanya masalahmasalah
punggung, sebab tekanan pada bagian tulang
belakang akan meningkat pada saat duduk, dibandingkan
dengan saat berdiri ataupun berbaring.
Perancangan kursi kerja harus dikaitkan dengan
jenis pekerjaan, postur yang diakibatkan, gaya yang
dibutuhkan, arah visual (pandangan mata), dan
kebutuhan akan perlunya mengubah posisi (postur).
Kursi tersebut haruslah terintegrasi dengan bangku
atau meja yang sering dipakai.
Kursi untuk kerja dengan posisi duduk adalah
dirancang dengan metoda ‘floor-up’ yaitu dengan
berawal pada permukaan lantai, untuk menghindari
adanya tekanan di bawah paha. Sebaiknya tidak
memasang pijakan kaki (foot-rest) yang juga akan
menggangu ruang kerja kaki dan mengurangi
fleksibilitas postur atau posisi. Setelah ketinggian kursi
didapat kemudian barulah menentukan ketinggian
meja kerja yang sesuai dan konsisten dengan ruang
yang diperlukan untuk paha dan lutut. Jika meja
dirancang untuk tetap (tidak dapat dinaik-turunkan),
maka perancanan kursi hendaklah dapat dinaik
turunkan sesuai dengan ketinggian meja, sehingga
perlu adanya pijakan kaki (foot-rest).
Menurut Nurmianto, (1998) dalam sistem
pengembangan produk kursi, terdapat beberapa
kriteria yang harus diperhatikan, antara lain: 1)
stabilitas produk; 2) kekuatan produk; 3) mudah
dinaik-turunkan; 4) sandaran punggung dirancang
agar dapat digerakkan naik-turun maupun majumundur;
5) bahan material cukup lunak; 6) kedalaman
kursi sesuai dengan dimensi panjang antara lipatan
lutut (popliteal) dan pantat (buttock); 7) lebar kursi
minimal sama dengan lebar pinggul wanita 5 percentil
populasi; 8) lebar sandaran punggung sama dengan
lebar punggung wanita 5 percentil populasi; 10)
bangku tinggi harus diberi pijakan kaki yang dapat
digerakkan naik-turun.
ANALISIS DESAIN BANGKU DAN KURSI
SEKOLAH DASAR DI SURABAYA
Hasil analisis secara empirik di lapangan menunjukkan
temuan, bahwa perancangan bangku dan kursi
sekolah dasar di Surabaya sangat dipengaruhi oleh
tiga persoalan mendasar pendidikan yaitu 1)
pembelajaran yang cenderung berpola ‘teachercentered’;
2) besarnya jumlah siswa per kelas yaitu 38
siswa per kelas; dan 3) terbatasnya kemampuan
finansial sekolah. Ketiga persoalan tersebut berdampak
terhadap konsep desain bangku dan kursi yang
cenderung konvensional dengan pola ancangan kelas
tradisional.
Martadi, Konsep Desain Bangku Dan Kursi Sekolah Dasar
Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=INT
77
Terdapat lima konsep desain bangku dan kursi
sekolah dasar di Surabaya, yaitu portable, combination,
multi function, pragmatis, dan integrated.
Secara umum konsep desain bangku dan kursi
sekolah dasar masih cenderung konvensional. Sekolah
dasar swasta dan sekolah yang maju rata-rata
memiliki konsep desain bangku dan kursi lebih baik
(jelas) dibanding sekolah dasar negeri dan sekolah
yang kurang maju.
Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam
proses perancangan desain bangku dan kursi sekolah
dasar, antara lain berkaitan dengan lingkungan alam
dan sosial budaya, estetis, ekonomi, fungsi maupun
teknik. Secara signifikan faktor-faktor tersebut berpengaruh
terhadap unsur visual (fisik) bangku dan
kursi, dilihat dari aspek material, konstruksi, ukuran,
bentuk, warna, dan dekorasi.
Tabel 1. Standard Dimensions Of Children’s Built Environments menurut Design Standarts for Children Environments (dalam satuan Cm)
No DIMENSI TUBUH PERCENTIL 5 6 7 US8IA (Ta9h un) 10 11 12
High counter height
(HCH)
01. Standing worktop Heights 62.5 66.2 70 75 78.7 82.5 85 87.5
Low counter height
(LCH)
52.5 56.2 60 63.7 67.5 71.2 75 77.5
02. Standing Worktop Depth 50 % 42.4 45 48.7 51.2 53.7 56.2 58.7 61.3
03. Seated Worktop Height 50 % 48.7 50 55 57.5 60 62.5 65 67.5
04. Seated Worktop Depth 50 % 37.5 41.2 45 47.5 50 52.5 55 57.5
05. Seat Width 50 % 20 21.2 21.9 23 24.4 25 26.3 27.5
06. Seat Height 50 % 25 27.5 28.7 31.2 32.5 33.7 35 37.5
5 % 24.5 26.2 28.7 30 32.5 33.7 35 37.5
50 % 26.2 27.5 30 32.5 35 36.2 38.7 40
07. Seat Depth
95 % 30 32 34.5 36.2 38.7 41.2 42.5 45
DIMENSI INTERIOR, VOL.4, NO.2, DESEMBER 2006: 72-79
Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=INT
78
Material bangku dan kursi yang dipakai berupa
kayu, multiplek dan besi. Dari jenis material tersebut,
kayu merupakan pilihan material yang paling banyak
dipakai dengan pertimbangan keawetan, kualitas, dan
perawatan.
Pilihan konstruksi bangku dan kursi secara umum
relatif sesuai dengan jenis material yang digunakan,
kekuatan produk dan keamanan untuk anak. Konstruksi
yang digunakan terdiri dari tiga jenis yaitu: 1)
konstruksi untuk material kayu; 2) konstruksi untuk
material besi; dan 3) konstruksi untuk material campuran
(kayu, multiplek, atau besi). Jenis konstruksi
yang banyak digunakan adalah konstruksi untuk
material kayu.
Ukuran bangku dan kursi sekolah dasar belum
memiliki pola standar sesuai anthropometri anak. Bila
dibandingkan dengan standart Design Standart for
Children Environment (DSCE), ukuran bangku SD
yang meliputi dimensi tinggi, dan lebar, menunjukan
hasil sebagai berikut: ukuran bangku lebih tinggi 14,7
cm, lebar bangku kurang lebar 5,2 Cm. Sementara
ukuran kursi SD yang meliputi dimensi panjang,
lebar, dan tinggi, menunjukkan hasil sebagai berikut:
panjang kursi lebih panjang 24,2 Cm, lebar kursi
kurang lebar 4,3 Cm, dan tinggi kursi kurang tinggi
10,7 Cm.
Desain bangku sekolah dasar memiliki 4 bentuk
dasar, yaitu persegi panjang, persegi empat, setengah
lingkaran, dan trapesium. Bentuk bangku yang paling
banyak berupa persegi panjang. Desain kursi memiliki
dua bentuk dasar, yaitu persegi panjang dan persegi
empat.
Desain bangku dan kursi sekolah dasar di
Surabaya memiliki tiga teknik pewarnaan yaitu
politur, cat, dan melamik (lapisan plastik). Dari tiga
jenis tersebut, warna netral paling banyak digunakan
oleh sekolah.
Temuan penelitian juga menunjukan bahwa
tingkat kemajuan sekolah berpengaruh cukup siqnifikan
terhadap konsep desain bangku dan kursi.
Semakin maju sekolah konsep desain bangku dan
kursinya rata-rata lebih baik dibandingkan sekolah
yang kurang maju. Sementara letak geografis sekolah
tidak berpengaruh terhadap konsep desain bangku dan
kursi sekolahnya.
Status dan tingkat kemajuan sekolah menunjukkan
pengaruh terhadap variasi ukuran bangku dan
kursi pada tiap tingkatan (kelas I--VI). Sekolah swasta
dan sekolah yang maju memiliki ukuran bangku dan
kursi yang relatif lebih bervariasi.
Status sekolah menunjukkan pengaruh terhadap
variasi bentuk bangku dan kursi. Sekolah negeri
memiliki bentuk bangku yang cenderung persegi
panjang, sedangkan sekolah swasta memiliki bentuk
bangku yang lebih variatif, antara lain: persegi
panjang, persegi empat, trapesium dan setengah
lingkaran. Kursi di sekolah negeri memiliki kecenderungan
berbentuk persegi panjang (1 kursi untuk 2
anak), sedangkan kursi di sekolah swasta rata-rata
berbentuk persegi empat (1 kursi untuk 1 anak).
Tingkat kemajuan sekolah tidak menunjukkan
pengaruh terhadap bentuk bangku sekolahnya, artinya
sekolah yang maju atau kurang maju bangkunya
memiliki bentuk tertentu, tetapi menunjukkan pengaruh
terhadap bentuk kursi. Sekolah yang maju
cenderung memiliki bentuk kursi persegi empat (1
kursi untuk 1 anak), sedangkan sekolah yang kurang
maju cenderung memiliki bentuk kursi persegi
panjang (1 kursi untuk 2 anak).
ALTERNATIF KONSEP DESAIN BANGKU
DAN KURSI SEKOLAH DASAR
Berdasar analisis permasalahan, dalam perancangan
desain bangku dan kursi sekolah dasar perlu
mempertimbangkan tiga aspek, yaitu: 1) pembelajaran
active dan enjoyfull-learning; 2) ergonomi terutama
aspek anthropometri anak; dan 3) psikologi anak.
Berdasar pertimbangan ketiga aspek tersebut
dapat dirumuskan konsep desain bangku dan kursi
sekolah dasar, idelanya menggunakan konsep
portable, dan combination. Kedua konsep tersebut
secara visual dapat dituangkan kedalam konsep
material, bentuk, ukuran, dan warna, sebagai berikut:
1. Konsep material idealnya harus memenuhi
persyaratan, antara lain: kuat dan tahan lama, tidak
terlalu berat, mudah didapat di pasaran, menyesuaikan
dengan keadaan setempat, dan tidak
mengganggu keamanan anak. Material sedapat
mungkin menyesuaikan atau merepresentasikan
karakter anak yang cenderung aktif, kreatif, polos,
riang, dan karakter lembaga sekolah yaitu formal,
jujur, dll.
2. Konsep bentuk sebaiknya menggunakan prinsip
modular dan portable, sehingga mudah ditata
sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Untuk
bangku pada kelas awal (I, II dan III), konsep
bentuk juga harus mempertimbangkan aspek
‘fungsi media’. Pemilihan konstruksi menyesuaikan
jenis material, mempertimbangkan kekuatan,
mudah dikerjakan secara massal, dan aman bagi
murid.
3. Konsep ukuran harus memperhatikan dimensi
fisik (anthropometri) dan karakteristik tubuh anak
sekolah dasar (usia 5-12 tahun), baik dalam
keadaan diam dan dalam posisi yang dibakukan
(anthropometri statis).
Martadi, Konsep Desain Bangku Dan Kursi Sekolah Dasar
Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain – Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=INT
79
4. Konsep warna sebaiknya disesuaikan dengan
psikologi persepsi anak. Untuk kelas awal (I, II,
dan III) bisa menggunakan warna-warna primer,
atau perpaduan dengan warna natural (material).
Pilihan warna juga harus merepresentasikan
karakter dunia anak dan pendidikan di sekolah.
SIMPULAN
Berdasar hasil analisis data empirik sesuai
kerangka teoretik yang telah di tetapkan dalam
pembahasan sebelumnya, dapat dirumuskan simpulan
sebagai berikut: Pertama, desain memiliki peran yang
penting dalam membantu memecahkan persoalan
pendidikan terutama untuk efektifitas tercapainya
tujuan. Untuk itu, idealnya konsep desain perabot
harus dikembangkan berdasar persoalan mendasar
pendidikan; Kedua, bangku dan kursi sebagai salah
satu komponen pendidikan merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari proses pencapain tujuan
pembelajaran. Dengan demikian, konsep perancangan
bangku dan kursi juga harus berorientasi kepada pola
pembelajaran yang digunakan disekolah. Sehingga
seluruh keputusan desain mengarah kepada pemecahan
masalah pembelajaran; Ketiga, paradigma baru
pembelajaran lebih berorientasi ‘student-centered’
yang bercirikan kepada cara belajar siswa aktif atau
‘active learning’. Cara belajar siswa aktif menuntut
pola ancangan ruang kelas terbuka, yang memiliki
mobilitas dan fleksibilitas sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran. Idealnya, konsep perancangan desain
bangku dan kursi, harus menterjemahkan konsep
tersebut kedalam unsur-unsur visual (fisik) bangku
dan kursi.
Berdasar simpulan di atas dapat dirumuskan
rekomendasi sebagai berikut: Pertama, dalam upaya
meningkatkan efektifitas pembelajaran, perlu dilakukan
perubahan paradigma pembelajaran dari pola
teacher-centered ke arah pembelajaran yang berbasis
student-centered; Kedua, pembelajaran yang berbasis
student-centered mempersyaratkan ancangan ruang
kelas yang bersifat terbuka, memiliki mobilitas dan
fleksibilitas, dan memberikan suasana fun. Untuk itu,
idealnya konsep perancangan bangku dan kursi
sekolah dasar harus memenuhi prinsip portable, dan
modular. Ketiga, alternatif konsep perancangan desain
bangku dan kursi sekolah dasar yang ideal harus
memperhatikan aspek-aspek berikut: material cukup
kuat, tahan lama, aman, tidak terlalu berat, mudah
didapat lingkungan setempat, dan sesuai karakter anak
serta lembaga pendidikan, yaitu aktif, kreatif, polos,
riang, jujur dan formal; b entuk menggunakan prinsip
modular dan portable sehingga mudah diatur sesuai
kebutuhan dan mempertimbangkan fungsi media;
konstruksi sesuai dengan material, kuat, mudah
diproduksi massal, dan aman bagi anak; ukuran
didasarkan pada anthropometri dan fungsi tubuh anak;
warna disesuaikan dengan psikologi persepsi, dan
karakter anak.
REFERENSI
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1994.
Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta:
Depdikbud.
Departemen Pendidikan Nasional, Studi Standarisasi
Bangunan dan Perabot Sekolah Menengah
Umum. Laporan Penelitian kerjasama antara
Direktoral Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Umum dengan Institut Teknologi
Bandung, Jakarta: Depdiknas, tanpa tahun.
Fuller, Bruce. 1987. What School Factors Raise
Achievement in the Third World. Dalam
Review of Educational Research No. 57 (3).
Galt Furniture. 1999. The Complete Furniture Range
For Playgroups, Nurseries and Primary
Schools, Tanpa kota.
Grandjean, E. 1986. Fitting the Task to the Man,
Taylor & Francis Press.
IG.A.K. Wardhani, dkk. 1999. Dasar-dasar Kependidikan
di Sekolah Dasar, Jakarta: Universitas
Terbuka.
Indra, P. 1989. Furniture Taman Kanak-Kanak
Tingkat Pembina, Jl. Sadang Serang Bandung,
Laporan Penelitian, Jurusan Desain Fakultas
Seni Rupa dan Desain ITB.
Martadi. 2000. Kajian Desain Alat Pengajaran untuk
Kelas I dan II Sekolah Dasar. Studi Kasus di
Sekolah Dasar Negeri Banjarsari Kecamatan
Sumur Bandung Kota Bandung, Laporan
Penelitian Proyek Desain I, Program Magister
Seni Rupa Desain, ITB.
Nurmianto, Eko. 1998. Ergonomi Konsep Dasar dan
Aplikasinya, Jakarta: Guna Widya.
Ruth, Linda Cain. 1999. Design Standards for Children’s
Environments, New York: McGraw-
Hill.
Suryadi, Ace. 1993. Analisis Kebijakan Pendidikan:
Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya
Offset.